Mari Bangun Pertanian Organik Indonesia Berbasis Komunitas, dengan Menumbuhkembangkan Ekonomi Kreatif di tengah masyarakat, Maju Petani Indonesia. Bangun Pertanian Organik dari Desa Bersama cv. GHM Farm Tech, Manado, Sulawesi Utara-Indonesia

Rabu, 28 April 2010

Sampah dan Lingkungan


Antisipasi Masalah Lingkungan Perkotaan

By; Asrul Hoesein, Pendiri Gerakan Indonesia Hijau


Dalam membahas berbagai masalah perkotaan, khususnya masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terasa semakin kompleks, rumit, dan semakin mendesak untuk segera diselesaikan. Kita semua memang perlu terus menerus berupaya guna menanggulangi persoalan perkotaan yang semakin pelik tersebut. Oleh karena itu, justru itu perlu kiranya memicu para pihak, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan para pakar untuk melahirkan ide-ide segar yang dapat diterapkan guna menyelesaikan persoalan perkotaan mulai dari pengangguran, kemiskinan, polusi udara, persampahan dan lainnya di Indonesia, khususnya dalam mengatasi pencemaran lingkungan.


Sekitar setengah populasi dunia hidup di perkotaan, padahal setengah abad yang lalu hanya sepertiga penduduk tinggal di kota. Diperkirakan sekitar seperempat abad mendatang penduduk perkotaan akan menjadi dua pertiga di seluruh belahan dunia ini. Beban kota akan semakin berat manakala pengangguran dan kemiskinan masih mewarnai kehidupan kota. Urbanisasi dan segala dampaknya (terutama terhadap lingkungan hidup) adalah suatu konsekuensi pilihan pembangunan yang berorientasi pada kota atau dikenal dengan terminologi Urban Bias (Lipton, 1997). Hal ini sebagaimana yang diramalkan pula oleh pemikir terkemuka pertengahan abad 19, Karl Polanyi, yaitu apa yang dikenal sebagai the Great Transformation.


Urbanisasi adalah konsekuensi logis dari konsep pembangunan yang sematamata mengejar pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dimana terjadi akumulasi sentra-sentra pertumbuhan. Urbanisasi di negara maju pada umumnya diiringi oleh pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan, namun berbeda halnya dengan negara berkembang. Di Afrika, lebih dari 70% penduduk perkotaannya hidup di daerah kumuh yang rentan terhadap lingkungan. Kualitas air yang buruk dan tidak layaknya sanitasi adalah biasa ditemukan di daerah kumuh yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang terkait dengan air. Salah satu contoh adalah Diare, yaitu suatu penyakit yang merupakan pembunuh kedua dari anak dan diperkirakan menyebabkan 12 % kematian anak balita di negara berkembang dengan laju 1,3 juta tiap tahunnya. Kondisi ini diperparah dengan polusi udara, yaitu sekitar 2 juta anak balita mati tiap tahunnya akibat infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Belum lagi masih buruknya penanganan sampah; serta banjir yang seringkali menelan banyak korban.


Kondisi perkotaan yang masih sangat memprihatinkan ini menyebabkan pada tahun 2005 yang lalu, United Nations Environment Programme (UNEP) menetapkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan tema Green Cities, Plan for the Planet!. Tema tersebut sampai saat ini masih relevan dan dapat dijadikan momentum lagi bagi upaya-upaya kita untuk mengatasi permasalahan lingkungan perkotaan sekaligus membangun kota-kota di Indonesia secara berkelanjutan.


Gambaran umum status lingkungan hidup perkotaan di Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas dari 32 sungai besar di 33 provinsi sudah tidak memenuhi kriteria mutu air untuk air baku air minum serta terjadi pendangkalan dan penyempitan sungai. Selain daripada itu sering terjadi banjir, ironinya, pada musim kemarau terjadi juga penyusutan luas permukaan air dan defisit air. Hal ini terutama disebabkan oleh berubahnya fungsi daerah resapan di hulu Contohnya Citra Landsat tahun 2001 menunjukan telah terjadi penyimpangan pemanfaatan lahan sebesar 79,5 % dari ketentuan mengenai penataan ruang kawasan Bogor-Puncak–Cianjur. Sementara itu, kualitas udara di daerah perkotaan terutama kota besar cenderung semakin tidak sehat, terutama disebabkan kendaraan bermotor dengan konsumsi pertumbuhan konsumsi BBM sekitar 7%. Kondisi ini diperparah oleh kemacetan, yang menurut salah satu studi menyebutkan telah terjadi pemborosan konsumsi BBM sedikitnya 20% yang selanjutnya menyebabakan meningkatnya pencemaran udara. Lebih lanjut, kondisi persampahan rata-rata di Indonesia juga masih buruk. Hal ini terlihat dari sebagian besar kota yang masih kotor. Menurut data BPS (2001), kurang dari 2% sampah yang diolah atau di daur ulang, serta hanya sekitar 40% sampah diangkut, itu pun hanya sebagian yang dibuang ke TPA. Kondisi ratarata TPA di Indonesia masih buruk dan berpotensi menimbulkan permasalahan yang semakin sulit. Masalah sampah telah menjadi isu nasional, karena selain telah menelan korban jiwa yang cukup banyak dan menimbulkan konfliks social yang hingga kini masih belum dapat diselesaikan secara tuntas, ternyata dimensinya tidak hanya menyangkut aspek teknis, melainkan mencakup hubungan antar pemerintah daerah, kemiskinan penduduk, dan mindset para pengambil keputusan yang masih konvensional serta kepedulian dan komitmen kita semua yang masih lemah. Kita semua terkejut dan hampir tidak percaya sewaktu mendengar peristiwa Leuwigajah. Kitapun kembali kaget, heran dan ikut merasakan penderitaan para korban, sewaktu mendengar berita terjadinya peristiwa Bantar Gebang. Namun kenyataan hingga saat ini, kita semua belum beranjak dari perilaku lama yang menganggap urusan sampah adalah urusan gampang, cukup dibuang jauh dari halaman kita (end of pipe), masih terjebak pada syndrom NiMBY, serta masih terlena dengan pendekatan ke-proyekan.


Upaya mengatasi permasalahan perkotaan yang sedemikian pelik haruslah tetap dipandang dengan sikap optimis. Saat ini kita menyadari bahwa kita telah terlanjur pada pilihan pembangunan perkotaan yang kurang tepat. Dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan maka selayaknya Indonesia tidak harus mengikuti pola dari negara-negara maju. Kalaupun bukan yang pertama, Indonesia dapat menerapkan konsep pembangunan perkotaan berkelanjutan secara cerdas, holistik, inovatif dan partisipatif. Pada tatanan kebijakan, perlu dilakukan mainstreaming pembangunan berkelanjutan dalam setiap upaya pembangunan misalnya eksploitasi sumber daya alam dan pemanfaatan ruang yang berbasis ekologis, kampanye hemat energi dan energi alternative terbaharukan, serta mendorong terbangunnya infrastruktur lingkungan hidup diperkotaan, seperti sewerage system dan TPA berbasis usaha komunal. Sedangkan dalam tataran pelaksanaan, strategi yang ditempuh adalah dengan pengembangan sistem penaatan, baik dalam koridor penegakan hukum dan HAM maupun dengan cara persuasif inklusif (incentive mechanism). Penaatan norma lingkungan hidup dalam kerangka supremasi hukum dilakukan secara komprehensif, yaitu dengan konsisten menjalankan UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah yang berlandaskan pada prinsip-prinsip 3P; peningkatan pendayagunaan aparat (PPNS), prasarana dan sarana penegakan hukum lingkungan; serta pengembangan Jejaring Penegakan Hukum Lingkungan.

Seiring dengan peningkatan dan pengembangan penegakan hukum lingkungan maka, Kementerian Lingkungan Hidup telah menawarkan langkah inovatif melalui berbagai program. Dua program unggulan KLH, yaitu Langit Biru dan ADIPURA merupakan upaya strategis untuk mewujudkan lingkungan perkotaan yang berkualitas baik, sehat dan berkelanjutan. Program Langit Biru yang antara lain dilaksanakan melalui penggunaan bahan bakar dan penggunaan kendaraan yang berteknologi ramah lingkungan perlu diperluas dan didukung oleh semua pihak. Upaya yang dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik (Better Air Quality) tersebut sungguh sangat nyata manfaatnya, karena dapat mengurangi dampak serius bagi kualitas / kesehatan manusia seperti menurunnya IQ, gejala autis dan anemia, kemandulan/keguguran dan agresivitas remaja. Tidak kurang pentingnya adalah peningkatan perhatian terhadap masalah kebisingan, karena secara nyata juga telah menimbulkan gangguan kejiwaan yang serius.

Awal abad XXI ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit. Persoalan lama masih banyak yang belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW dan bencana alam yang telah menimbulkan dampak lingkungan, namun isu-isu baru (emerging issue) telah muncul, antara lain persoalan e-waste, B-3 dan perubahan iklim yang berdampak serius terhadap kesehatan manusia. Persoalan-persoalan baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan di kawasan perkotaan, karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah perkotaan. Tuntutan hidup di perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan fasilitas modern seperti alat-alat elektrik dan elektronik serta konsumsi energi yang terus meningkat yang ternyata telah menimbulkan dampak negatip serius bagi kehidupan umat manusia. Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air di daerah perkotaan perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah menimbulkan dampak serius bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian menunjukkan bahwa akibat lingkungan yang buruk, masyarakat miskin Indonesia terpaksa harus membelanjakan dana yang sangat besar (sekitar 43 triliun rupiah) untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di dayagunakan untuk keperluan yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi peningkatan kualitas kehidupannya.


catatan :

Bagi pemerintah Kab/Kota di Indonesia yang bermaksud mengelola TPS atau TPA dengan sistem se-desentralisasi> untuk negara kita (Indonesia) sistem ini yang paling ideal (pengelolaan melibatkan langsung masyarakat komunal) silakan kontak cv. GHM farm Tech, kami siap menginisiasi sistem sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) ini, dengan pola usaha (Inti Plasma) ..... Sekedar Ingat buat pemerintah Kab/Kota di Indonesia, bahwa sisa 7 tahun lagi, cara open dumping dalam pengelolaan sampah di TPA harus ditinggalkan (sebagaimana UU No.18 tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah). [rul_28042010.GIH_Lingkungan]


Segera hubungi kami :

Kontak person :

Ria Mailangkay (081277136729)

H.Asrul Hoesein (085215497331)

Tempat Sampah Berseka® Classified Trash Bin [ C ]


Tempat Sampah Berseka® ClassifiedTrash Bin [C]


Sampah yang menumpuk dan membusuk didekat tempat hidup manusia dapat menjadi sarang penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik fisik maupun jiwa. Sampah juga mengganggu estetika lingkungan karena mengkontaminasi pemandangan dengan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat. Dalam mengelola sampah sebaiknya gunakan tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan:
-------------------------------------
1. Pisahkan sampah kering hasil indutri ( anorganik) dengan sampah basah alami (organik) . Maksud pemisahan ini karena sampah organik akan membusuk dalam waktu kurang dari 24 jam (jika tanpa aerasi yang baik) dan jika digabung dengan sampah anorganik, akan mencemari bahan yang seharusnya bisa didaur ulang sendiri maupun oleh pihak lain,
------------------------------------
2. Tempat sampah harus terhindar dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lainnya.
-------------------------------------
3. Tempatkan tempat sampah dengan jarak beberapa cm dari lantai guna menghindari jangkauan binatang atau serangga seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain.
-------------------------------------
4. Buang sampah dalam kemasan terbuat dari plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, juga memudahkan dalam pengambilan sampah.
-------------------------------------
5. Agar selalu aman dari gangguan, tempat sampah harus tertutup, namun tetap harus mudah dijangkau untuk menjaga kebersihan maupun upaya daur ulang sampah melalui pengomposan.
-------------------------------------
Tempat Sampah terpisah TST) BerSeka® Trash Bin [ C ] ini terbuat dari TONG berbahan fiber resin dan Rangka Besi siku berdiameter 2, 2 cm dan ketebalan 2 mm sehingga kokoh dan kuat untuk ditempatkan di dapur, halaman maupun kantor ( indoor) . Dimensi PLT rangka besi = (69 x 35 x 44) cm dan dimensi tabung ( diameter atas = 36 cm dan d bawah = 27, tinggi = 34 cm) kapasitas = 6 galon atau setara 25 liter. Pengiriman bisa diringkas karena dibuat secara diurai (knock down) , jarak antar ruang juga bisa digeser guna memudahkan penggantian wadah dengan beberapa ukuran.
------------------------------------
Pengiriman bisa diringkas karena dibuat secara diurai knock down) , jarak antar ruang juga bisa digeser guna memudahkan penggantian wadah dengan beberapa ukuran apabila pelanggan ingin menggantinya dengan wadah tersedia di pasaran.

Negara Asal:Indonesia
Harga:Rp 6.950.000,- per 10 Unit ( Loco Bandung)
Cara Pembayaran:Transfer Bank (T/T)
Jumlah:Per 10 Unit
Kemas & Pengiriman:Plactic PE 1 mm


Tempat Sampah BerSeka® Classified Trash Net [B]


Tempat Sampah BerSeka® Classified Trash Net [B]

Tempat Sampah BerSeka® BerSeka® Classified Trash Net [ B] ini dibuat dari bahan galvanis ( kuat terkena panas matahari dan hujan) , kaps 70 liter/ Net, disajikan diurai (complete Knock down) . Dimensi rangka ( Panjang= 125 cm, Lebar= 40 cm, Tinggi= 115 cm, Tinggi jaring= 56 cm, Kapasitas= 70 liter) atau keseluruhan berkapasitas 210 liter, bermanfaat :

1. Mendorong warga memisahkan sampah kering ( hasil industri atau anorganik) dengan sampah basah alami atau organik wadah jaring terpisah.

2. Menghindarkan bau karena penggunaan jaring akan memberikan oksigen yang cukup. Diketahui sampah organik akan membusuk dalam waktu kurang dari 24 jam jika tanpa aerasi ( aliran oksigen) yang baik,

3. Tempat sampah berjarak beberapa cm dari lantai guna menghindari jangkauan binatang atau serangga seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain.

4. memudahkan pengambilan sampah untuk daur ulang selanjutnya maupun pengangkutan ke tempat lainnya,

5. sampah anorganik akan terkena hujan jadi bersih, memudahkan di proses lebih lanjut atau pemulung dapat mengambilnya tanpa mengaduk-aduknya,

6. Dapat dikirim jarak jauh karena disajikan secara diurai ( knock down) jadi ringkas dan murah

Negara Asal:Indonesia
Harga:Rp 11.950.000,- per 10 Unit ( Loco Bandung)
Cara Pembayaran:Transfer Bank (T/T)
Jumlah:Per 10 Unit
Kemas & Pengiriman:Karton dan Plastik

Tempat Sampah BerSeka® Classified Trash Bag

Tempat Sampah BerSeka® Classified Trash Bag

Tempat Sampah BerSeka® Classified Trash Bag dibuat dari bahan logam berlapis galvanis, kapasitas 20 liter/ kantong, disajikan diurai (complete Knock down) . Dimensi PLT rangka ( Panjang= 61 cm, Lebar= 36 cm, Tinggi= 43 cm, bermanfaat :

1. mendorong warga membuang sampah secara terpisah yaitu kering ( anorganik) dengan sampah basah alami atau organik pada wadah jaring terpisah yang relatif murah, 2. menghindarkan bau karena penggunaan jaring kantong terbuka akan memberikan oksigen yang cukup, dan kecilnya volume mengharuskan segera dilakukan pembersihan atau penggantian kantong, 3. tempat sampah berjarak beberapa cm dari lantai guna menghindari jangkauan binatang atau serangga seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain, 4. memudahkan pengambilan sampah untuk daur ulang selanjutnya maupun pengangkutan ke tempat lainnya, 5. Dapat dikirim jarak jauh karena disajikan secara diurai ( knock down) jadi ringkas dan murah, Harga termasuk 10 pcs kantong per warna.

Negara Asal:Indonesia
Harga:Rp 3.950.000,- ( Loco Bandung)
Cara Pembayaran:Transfer Bank (T/T)
Jumlah:Per 10 Unit
Kemas & Pengiriman:Plastik PE
Info sms 085215497331 (Asrul N Ria)

Komposter Biophoskko® Elektrik KE-100L


Komposter Biophoskko® Elektrik KE-100L

Komposter Elektrik Biophoskko® KE-100L diciptakan untuk memenuhi keinginan para pehobies tanaman, bunga dan pencinta lingkungan - yang memiliki kegemaran, kepedulian dan keinginan mengolah sampah organik (material yang berasal dari makhluk hidup tumbuhan, hewan dan manusia) guna mendapatkan kompos secara praktis.

Dimensi PLT ( Panjang x Lebar x Tinggi) komposter elektrik KE-100L ini adalah = 55 cm x 55 cm x 85 cm dengan berat per unit 45 ( dapat dimuat 90 Unit/ Container 20 feet) . Terbuat dari bahan fiber, plastik dan motor engine hasil perakitan (assembling) pabrik Bandung dan aneka spare part mesin cuci dikota Batam, memerlukan daya listrik 330 watt, 220 Volt. Dengan Komposter elektrik Biophoskko® , membuat kompos menjadi mudah dan sangat praktis.

Tatacara membuat kompos dari bahan sampah dengan menggunakan komposter elektrik Biophoskko® KE-100L >

1. Siapkan bahan berupa sampah organik ( sisa makanan, material berasal dari tumbuhan dan hewan) untuk sekali proses dalam Komposter Elektrik sesuai kapasitas alat yakni 50 sampai 100 liter atau setara 10 kg, kemudian penggembur (bulking agent) Green Phoskko 3 % dari bahan sampah ( 300 gram) serta Aktivator Green Phoskko (bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) sebanyak 1 permil ( 1 sendok makan).

2. Larutkan bahan Aktivator Green Phoskko sebanyak 1 permil ( 1 sendok makan) kedalam air mineral atau air sumur ( sedapat mungkin hindarkan air ledeng yang mengandung kaporit dan kimia pembersih) sekitar 5 liter, aduk beberapa kali dan simpan dalam pot siram 4 jam sebelum digunakan untuk pertama kalinya.

3. Masukan sampah yang berukuran sekitar 15 mm sd 50 mm, sebagaimana ukuran umumnya sampah makanan (foodwaste) dan sampah dapur. Bagi sampah ukuran besar- seperti sampah pasar pada umumnya - agar terlebih dahulu mendapat perajangan sebelum dimasukan kedalam komposter.

4. Masukan penggembur (bulking agent ) kompos sebanyak 3 % dari berat sampah atau setara dengan 300 gram. Penggembur ini berguna untuk menyerap bakteri merugikan ( patogen) penyebab bau busuk- yang umum terdapat dalam sampah organik yang telah tersimpan tanpa oksigen atau sampah bukan segar serta bermanfaat dalam pengkayaan ( enrichment) unsur hara bagi tanaman.
5. Cipratkan mikroba aktivator kompos Green Phoskko® ( compost activator) yang merupakan hasil pelarutan serbuk mikroba (mikroba dalam keadaan dorman tersimpan dalam serbuk tertentu) kedalam adonan bahan kompos dalam mesin komposter elektrik ad 2 tadi dari pot siram,

6. Putar sekali saja saklar timer (sebelah kanan alat) untuk menghidupkan sistim pengadukan komposter selama 10 menit - yang sebelumnya telah terhubung ke sumber listrik 330 watt, dan komposter akan mati (off) dalam menit ke 10. Hidupkan saklar timer ini cukup sekali di awal pencampuran saja sampai kompos dipanen pada hari ke 5 dari sampah terakhir yang dimasukan, Pada hari ke 3, jika proses pembuatan kompos secara aerob berjalan baik, akan terjadi reaksi panas dan mengeluarkan uap,

7. Pada hari ke 5 sejak pemasukan adonan kompos terakhir, umumnya adonan telah selesai fermentasi dengan tanda mulai mendingin- suhu kamar- dan berwarna hitam. Pada saat ini siapkan jerigen plastik - penampung kapasitas 5 liter - dan masukan slang pembuangan air dari komposter kedalam jerigen serta kemudian hidupkan tombol membilas (spinning) di sebelah kiri alat. Komposter akan memeras adonan bahan kompos tadi sehingga terpisahkan antara air lindi aerob (leacheate) dengan kompos padat. Tambahkan air sebanyak 10 sampai 30 x dari jumlah cairan leacheate ini, maka kompos cair siap digunakan sebagai pupuk organik cair ( POC) . Gunakan dalam keperluan pemupukan tanaman, baik dengan cara disiramkan ke sekitar perakaran tanaman maupun disemprotkan dengan menggunakan sprayer ke area daun dan batang.

8. Setelah diperkirakan cairannya habis, keluarkan adonan kompos padat, simpan dan angin-anginkan di tempat teduh dan bebas dari sinar matahari langsung serta air hujan.

9. Pada keesokan harinya, satu hari sejak dikeluarkan dari komposter, adonan akan kering, hitam dan gembur. Dengan dipukul-pukul sejenak, adonan kering tersebut akan pudar dan remah. Adonan kering dan remah itulah kompos, yang kalau diayak ( screen) akan terpisahkan bagian kompos dengan butiran halus dan dilain pihak terdapat kompos butiran besar. Sesuai keperluan dalam penggunaannya sebagai kompos bagi tanaman, kompos ukuran besar masih bisa dikembalikan kedalam komposter untuk diolah lagi bersamaan dengan bahan atau adonan kompos yang baru,

10. Selama masa penggunaan komposter elektrik, bahan sampah hari ke 2 dan seterusnya dapat ditambahkan tanpa akan mengganggu proses aerob composting yang berlangsung sebelumnya. Keunggulan khusus Komposter Elektrik KE-100L ini adalah kemampuannya dalam menghasilkan pupuk kompos cair (PKC) . Dengan menghidupkan tombol membilas (Spinning) pada saat adonan kompos sudah matang di hari berikutnya setelah ditambahkan larutan mikroba, dapat segera terpisahkan antara kompos padat dengan kompos cairan. Pada tujuan utama membuat kompos cair, lakukan terus menerus sampai didapatkan jumlah pupuk cair sesuai keinginan sampai keluaran cairan berwarna bening dan kompos padat terbersihkan.

Negara Asal Indonesia
Harga Rp 1.495.000,- ( Loco Batam)
Cara Pembayaran Transfer Bank (T/T), Tunai
Jumlah Per 1 Paket
Kemas & Pengiriman Wrapping Plastic dan Ekspedisi.
Toko Online http://indonetwork.co.id/kencana_makassar klik di sini
Costumer Service Order Cepat dan Delivery Services, sms 085215497331 (Asrul N Ria)

Alat Uji Unsur Hara Pupuk Digital


Alat Uji Unsur Hara Digital (Digital NPK Tester)


Mengacu pada pedoman Standard Nasional Indonesia ( SNI) - yang mewajibkan jenis-jenis pupuk antara lain : Pupuk Tripel Phospat, NPK, KCL, Urea, amonium phospat mendapat standar mutu SNI namun dilain pihak masih perlu diawasi tingkat konsistensinya akan mutu dan kandungan, maka diperlukan uji NPK Meter.

Adapun jenis unsur hara makro element yang dapat diuji NPK Tester Digital ini meliputi :

Unsur Nitrogen ( N)


Dengan destruksi contoh ( sample) pupuk menggunakan asam kuat, akan dihasilkan senyawa garam amonium, kemudian dilakukan pengembangan warna dengan nesslerisasi langsung dalam suasana basa dan akan diperoleh kompleks berwarna kuning dengan ketajaman warna sebanding dengan kandungan Nitrogen dalam contoh.


Unsur Phospor ( P)


Kandungan phospat dalam contoh pupuk dapat ditetapkan berdasarkan reaksinya dengan amonium molbdovanadat membentuk kompleks berwarna kuning dengan ketajaman warna yang sebanding dengan kandungan phospatnya.


Unsur Kalium ( K)


Unsur kalium dalam pupuk bereaksi dengan senyawa cobaltinitrit yang berupa endapan berupa stabil dengan ketajaman warna sebanding dengan kandungn kalium dalam contoh.

BAGIAN-BAGIAN DARI ALAT

Adapun bagian-bagian dari alat uji pupuk sederhana antara lain :

1. Tombol ON/ OFF Pemilih Jenis Uji

2. Tuas Pengatur Nol ( Zero Adjust)

3. Tempat contoh

4. Tombol

5. Peraga digital hasil uji

6. Timbangan Digital Sampel


SPESIFIKASI ALAT UJI PUPUK

Prinsip Analisis : Kolorimetri

Jangka Uji :

_ _ _ _ _ _ _ _

N: 0-40 %

P: 0-40 %

K: 0-25 %

Jumlah Contoh : 0, 1-0, 2 gr

Sumber tenaga Batery: 2X9 Volt

Dimensi : ( 5× 14× 17) cm

Dimensi dengan kemasan: 10× 30× 40) cm

Keluaran : Nilai absorban dalam peraga digital

( Harga sudah termasuk pereaksi untuk 100 kali uji, Garansi 6 bulan dan jaminan ketersediaan pereaksi jika tidak didapatkan di kota pelanggan berada)

Dengan keberadaan alat uji NPK Tester Digital dibawah kalibrasi oleh Barristan Surabaya ini memungkinkan para petani, pekebun, pengusaha perkebunan, produsen pupuk dan instansi pemerintah yang terkait kewenangan dengan pengawasan peredaran pupuk mendapat manfaat.

Negara Asal

Indonesia

Harga

Rp.5.950.000,-( incl Bahan Pereaksi Bagi 100 Uji ) Prangko Batam

Cara Pembayaran

Transfer Bank (T/T), Tunai

Jumlah

Per 1 Paket > 2 Tas

Kemas & Pengiriman

Ekspedisi.

Toko Online

http://indonetwork.co.id/kencana_makassar klik di sini

Costumer Service

Order Cepat dan Delivery Services, sms 085215497331(asrul)